Monday, August 31, 2009
rugi-rugi
ada apa dengan air mata?
tentu sekali ada sesuatu dengan air mata.
seorang teman akrab,
menggelarkan diri atiqah...PUTERI AIR MATA.
is it true, dear?
people knows me well :)
.........
ada orang cakap,menangis itu tak bagus.
ada orang cakap, menangis itu memenatkan.
ada orang cakap, menangis itu hanya merugikan. rugi masa.rugi air mata.
bagi diri atiqah,
menangis itu menguatkan hati.
menangis itu melembutkan jiwa yang keras.
apatah lagi, bila menangis mengenangkan kelemahan dan kekurangan diri.
apatah lagi, bila menangis memohon pengharapan, pertolongan dari ALLAH.
jadi, adakah menangis itu suatu yang sia-sia?
suatu yang memenatkan, merugikan?
jadi, teruskan menangis...
menangislah kerana ALLAH.
menangislah kerana takutkan azab ALLAH...
menangislah kerana begitu banyak masa hidupmu, yang kau bazirkan dengan hal sia-sia..
menagislah kerana kau banyak berehat, sedang orang lain bekerja keras..
menangislah.....
moga air mata ini diterima ALLAH
........
menyesal?
mengapa menyesal?
menyesal biar berpada-pada.
kadang-kadang ALLAH bagi sakit,
supaya atiqah bagi haq pada badan..
mungkin selepas ni, banyak lagi hal lain atiqah nak kena buat.
jadi, janganlah terlalu menyesal dan menghukum diri.
ALLAH itu ada,
ALLAH itu pengampun.
................
hey atiqah, MOGA CEPAT SEMBUH!
MOGA HATI CEPAT SEMBUH :)
Friday, August 28, 2009
so i say it in a breathe...
Dalam keadaan longlai, aku teringat akan ayat ini:
[at Taubah, 9:41]
Pergilah kamu beramai-ramai (untuk berperang pada jalan Allah), sama ada dengan keadaan ringan ataupun dengan keadaan berat; dan berjihadlah dengan harta benda dan jiwa kamu pada jalan Allah. Yang demikian amatlah baik bagi kamu, jika kamu mengetahui.
Dia juga telah menunjukkan kepadaku ayat2Nya (petanda).. menyedarkanku akan tanggungjawab yg perlu dilaksanakan oleh mereka yg mengaku dirinya sebagai seorang daie.
[al Qasas, 28:56]
Sesungguhnya engkau tidak berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa yang engkau kasihi, tetapi Allah jualah yang berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa yang dikehendakiNya; dan Dia lah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang (ada persediaan untuk) mendapat hidayah petunjuk.
Dan aku perlu sedar bahawa Allahlah yang mempersatukan hati2 kami. [al Anfal, 8:63]
Yakinlah pada pertolongan Allah ya atiqah..
[Fussilat, 41:33]
Dan tidak ada yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, serta ia sendiri mengerjakan amal yang soleh, sambil berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang Islam (yang berserah bulat-bulat kepada Allah)!"
***********
dear atiqah humaira,
watch your thoughts,
they become WORDs,
watch your WORDs,
they become ACTIONs,
watch your ACTIONs,
they become HABITs,
watch your HABITs,
they become character.
WATCH YOUR CHARACTER,
THEY BECOME YOUR......DESTINY.
*******
qum fa anzir,ya humaira'
Thursday, August 27, 2009
sepotong DOA
Ya ALLAH, berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia.
Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya.
Engkau pencipta dan pelindungnya.
Ya ALLAH, perbaiki hubungan antar kami. Rukunkan antar hati kami.
Tunjuki kami jalan keselamatan.
Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang.
Jadikan kumpulan kami jama’ah orang muda yang menghormati orang tua.
Dan jama’ah orang tua yang menyayangi orang muda.
Jangan Engkau tanamkan di hati kami
kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman.
Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan,
pengkhianatan dan kedengkian
Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar.
Wahai yang menyambung segala yang patah.
Wahai yang menemani semua yang tersendiri.
Wahai pengaman segala yang takut.
Wahai penguat segala yang lemah.
Mudah bagimu memudahkan segala yang susah.
Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran.
Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak.
Engkau Maha Tahu dan melihatnya.
Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu.
Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu.
Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur.
Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus.
Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami.
Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami,
Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami
Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara.
Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana pada kami.
“ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih”
Ya ALLAH, kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu.
Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu.
Berlaku pasti atas kami hukum-Mu. Adil pasti atas kami keputusan-Mu.
Ya ALLAH, kami memohon kepada-Mu. Dengan semua nama yang jadi milik-Mu.
Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu.
Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu.
Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu.
Atau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib.
Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur’an yang agung
sebagai musim bunga hati kami.
Cahaya hati kami.
Pelipur sedih dan duka kami.
Pencerah mata kami.
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Nuh
dari taufan yang menenggelamkan dunia.
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Ibrahim
dari api kobaran yang marak menyala
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Musa
dari kejahatan Fir’aun dan laut yang mengancam nyawa
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Isa
dari Salib dan pembunuhan oleh kafir durjana
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu wassalam
dari kafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik khianat,
pasukan sekutu Ahzab angkara murka Ya ALLAH, yang menyelamatkan Yunus
dari gelap lautan, malam, dan perut ikan
Ya ALLAH, yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya
Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya
Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara
Ya ALLAH, begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosa
Begitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan dunia
Pengap kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat-Mu murka
Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya
Ya ALLAH, jangan kiranya Engkau cegahkan kami
dari kebaikan yang ada pada-Mu karena kejahatan pada diri kami
Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami.
Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri.
Ya ALLAH, jadikan kami kebanggaan hamba
dan nabi-Mu Muhammad SAW di padang mahsyar nanti.
Saat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu
yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu.
Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab.
Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi
yang menangis dalam sujud malamnya tak henti menyebut kami,
ummati ummati, ummatku ummatku.
Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan
semua kekayaan demi perjuangan.
Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera.
Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan
Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu
Engkau kirimkan kepada kami da’i penyeru iman.
Kepada nenek moyang kami penyembah berhala.
Dari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada da’wah.
Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran.
Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini kepada generasi berikut kami.
Jangan jadikan kami pengkhianat
yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini.
Dengan sikap malas dan enggan berda’wah.
Karena takut rugi dunia dan dibenci bangsa.
(Dipetik dari DOA ustaz Rahmat Abdullah)
Wednesday, August 26, 2009
I HAVE A DREAM.
"...bersabarlah, kesudahan (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa.." (11:49)
******************
I have a dream, a song to sing
To help me cope with anything
If you see the wonder of a fairy tale
You can take the future even if you fail
I believe in ALLAH,
Something good in everything I see
I believe in ALLAH
When I know the time is right for me
I have a dream, a fantasy
To help me through reality
And my destination makes it worth the while
Pushing through the darkness still another mile
I'll cross the stream - I have a dream
I'll cross the stream - I have a dream
(MODIFIED VERSION OF WEST LIFE)
*************
ALLAH KNOWS BEST.
HE DOESNT FULFILL OUR WISH
COZ HE KNOWS,
THE RIGHT TIME FOR IT.
Tuesday, August 25, 2009
permainan CINTA
PERSOALAN PERTAMA:
pernahkah kamu berCINTA?
BILA DI LAMUN CINTA...
apa yang kamu selalu lakukan?
bagaimana hatimu?
bagaimana jiwamu?
bagaimana perasaanmu?
adakah kamu malu tiap kali bertemu si DIA?
adakah lidahmu menjadi kelu tiap kali berhadapan dgn si DIA?
adakah jantungmu berdegup kencang acap kali teringatkan DIA?
ADAKAH KAMU sering TERBAYANG-BAYANG SI DIA?
ADAKAH KAMU sering MENYEBUT NAMA si DIA?
jika kamu mahu berjumpa di DIA?
APA YANG KAMU SELALU LAKUKAN pula?
adakah kamu berpakaian sehabis bersih?
menghias sehabis cantik, kalah bidadari syurga?
adakah kamu berwangi-wangian seharum kasturi?
..........
PERSOALAN KEDUA.
2) PERNAHKAH KAMU PUTUS CINTA atau MERASAKAN DITINGGALKAN kekasihmu?
bila jadi begini...
apa yang kamu lakukan?
adakah kamu menangis?
adakah kamu bersedih?
adakah kamu berdoa tak putus mengharapkan si DIA kembali padamu?
ADAKAH KAMU MENCARI SEBAB PUTUS CINTA itu?
ADAKAH KAMU MENCARI SEBAB SI DIA MARAH?
ADAKAH KAMU MENCARI SEBAB SI DIA MERAJUK? BERKECIL HATI?
adakah kamu meminta maaf pada si DIA?
adakah kamu berjanji pada si DIA yang kamu tak kan mengulangi lagi perbuatanmu?
ADAKAH..DAN ADAKAH.........
........
JAWAPAN:
bercintalah dengan ALLAH.
kekasih kamu adalah ALLAH yang ESA. tiada dua, tiada tiga.
andai kamu bersetuju DENGAN persoalan-persoalan di atas,
maka itu tandanya...kamu sudah atau pernah merasai panahan cinta.
awas....!
halakan cintamu BIAR TEPAT, KENA.
jangan SALAH menyapa CINTA.
jangan SALAH memberi CINTA.
jangan SALAH berkongsi CINTA.
cinta kamu, PADA ALLAH sahaja!
.......
orang mukmin itu hatinya sentiasa mencintai ALLAH.
“Ketahuilah hanya dengan mengingati Allah, hati menjadi tenang” (Ar-Raad : 28).
“Orang Mukmin itu bila disebut nama Allah, gementar hati mereka” (Al-Anfaal : 2).
.........
Ketakutan bagi orang bercinta ialah putus cinta atau cinta tak berbalas.
Itulah sebabnya hati orang mukmin menjadi RISAU, SEDIH jika cinta xberbalas,
lalu,
hati mereka sentiasa berkata-kata:
“Maafkan daku, ya RABB”
'ampuni daku, ya Rahman"
“Jangan tinggalkan daku, tolonglah.....!!!”
"sayangilah aku, YA ALLAH"
........
wallahualam.
Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri, kerana itu tiadalah bermanfaat sedikitpun, kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.
(Hud 100-101).
Sunday, August 23, 2009
tidak sama
TIDAK SAMA.
TENTU TIDAK SAMA.
Firman Allah yang bermaksud:
"Katakanlah (Muhammad), "TIDAK sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka berTAQWAlah kepada Allah wahai orang-orang yang mempunyai akal yang sihat, agar kamu beruntung".
[[Al-Maidah, 5:100]]
...........
berhati-hatilah menjaga HATI.
Saturday, August 22, 2009
meneladani si BELALANG
salam wahai para belalang...
sememangnya lain padang lain belalang,
tapi jangan lupe
BELALANG TETAP SAMA BELALANG,
Lain species tak menandakan takleh lompat sama2,
antum lompat ke kiblat antum, ana lompat ke kiblat ana..
walopon ada species yg melompat very gently and sopanly,
but still..
belalang tetap sama belalang..
mana nak sama si ikan tenggiri. (hehe)
belalang species melasia
dulu memula metamorph
kat dalam peti sejuk sana jugek kebanyakannya. ..
dan belalang manapun,
kalau dah nama belalang,
atok dia samalah jugakk..
tuan haji belalang..
ni ha... tgh terbongkok-bongkok galas beban BERAT cucu cicit
..yang ramai2 suka melompat guling2 ni
'atiullah
atiurrasul
wa ulil amri minkum
taati allah
taati rasul
dan ketua belalangmu
BELALANGMALAYA;
SaufiahAzZahrah
http://sayangsaufia h.blogspot. com
....................
jazakillah khairan k. sopi...hee~
Wednesday, August 19, 2009
MEMBESAR-lah
Ingatlah kata-kata ulama terbilang masa kini Dr. Yusuf Qardawi:
"sesungguhnya dalam kehidupan ini ada manusia yang mati sebelum datang ajalnya, kerna masa yang ada dalam kehidupannya itu sama sekali tdak memberikan manfaat dan faedah samada bagi dirinya ataupun orang lain, smentara itu ada manusia-manusia yang terus hidup meskipun ajalnya telah sampai menjemput, kerna masa yg ada dalam hidupnya berjaya digunakan untuk melakukan perkara-perkara yang berfaedah sama ada utk dirinya atau masyarakat ramai berupa warisan ilmu pengetahuan, anak-anak soleh atau para murid yang bertaburan di pelbagai tempat untuk melanjutkan misi perjuangan atas dunia ini.
Perjuangan yang berlanjutan itu menjadikan seolah-olah ia masih hidup dan bergerak dibuka bumi, meskipun jasadnya sudah lama dikandung tanah"
............
"pursuit on to the task COMPLETION. You should have high efficacy"- atiqah humaira
Sunday, August 16, 2009
pelbagaikan warna dirimu...
” Anti perlu perbagaikan warna dalam hidup anti. Kehidupan yang hanya dengan satu warna adalah kehidupan yang kosong dan hambar. Warna-warni kehidupan akan mengajar kita untuk lebih matang dan dewasa. Jangan takut untuk menghadapi kesusahan dan kepayahan.Ada masanya anti perlu susah dan merasai kegetiran. Dengan kesusahan inilah, jiwa anti akan lebih peka dan sensitif.”
.................
Hidup ini bagaikan satu pelayaran yang sukar. Bersabarlah kerana sabar itu indah, sabar adalah bunga-bungaan dari keimanan yang benar. Harumannya ialah kepasrahan iaitu memandang baik segala keputusan Allah disamping meyakini hikmah yang tersembunyi disebaliknya. Kelopak-kelopaknya diwarnai ketabahan, ketenangan, keteguhan jiwa sebagai lambang kepuasan dengan qadar Allah SWT.
.....................
Usah kecewa dengan masalah. usah mengeluh dek tekanan..usah bermimpi suatu yang tak pasti..usah kesal karenah manusia. usah dan usahlah.....Bersabarlah.Kerana Buah kesabaran mu itu adalah kejayaan yang sebenarnya disisi Allah SWT.
..................
wallahu'alm. menanti suria. moga2.
Saturday, August 15, 2009
Cerdek ep 4: Dah Terlambat.. Ke?
Inbox dibuka. Tertera sebaris nama dan tajuk emel dari seseorang yang memang tidak akan pernah asing dalam hatiku. Terukir ceria pada hari ini, sekian lama tulisanku kepadanya tidak pernah berbalas, namun hari ini Allah menjawab kerinduanku! Segera aku menerobos ke ruang maya inboxku, membaca emelnya.
Sarah, nama yang ringkas dan berbunyi tradisional, namun penuh kelembutan. Itulah saudaraku yang 'terdekat' ketika berjuang demi segulung ijazah di tanah asing. Insan yang kupanggil 'kakak' itu tidak pernah gagal mengubat kegersangan jiwaku sebagai hamba-Nya. Namun kini telah hampir dua tahun Kakak tidak lagi di sampingku.
Tiada lagi kalimat-kalimat penuh makna darinya,
menerangkan kalam cinta dari Tuhan buatku yang sering terlupa.
Tiada lagi pizza dan pastanya,
yang sentiasa menjemput gelodak perasaan untuk menjamahnya.
Tiada lagi panggilan-panggilan telefon darinya,
menanya khabar serta membangkitkan lenaku demi tahajud dan tartil tilawah.
Semuanya berubah kini.
Sebulan selepas aku berangkat pulang dari US, Kakak yang hampir selesai menyiapkan sarjananya ketika itu, dijodohkan oleh naqibahnya dengan seorang abang dari UK. Mereka bernikah di masjid West Lafayette, yang jauhnya kira-kira 5 minit memandu dari kampus kami.
Suaminya terbang dari UK semata-mata untuk bernikah dengannya.
Wah! Teruja benar aku mendengarkan cerita mereka! Tidak pernah bersua wajah, namun dengan izin Allah kini bahagialah hendaknya.
Kali akhir mendengar khabar Kakak adalah kira-kira setahun lepas barangkali, menyatakan beliau sudah berhijrah ke Newcastle, UK dan bakal menjadi ibu. Lebihnya, Kakak banyak berdiam sahaja. Emel pun tidak berbalas, barangkali sibuk dengan urusan keluarganya. Benarnya aku juga tidak begitu betah menjawab panggilan Kakak. Pernah sekali nombor luar Malaysia tertera di telefon genggam, namun panggilan kubiar tidak berjawab. Mungkin dia. Ah, serasa malu semakin tebal, menutup rasa rindu kepadanya. Masakan aku tidak ditimpa malu, kukira aku yang dulu jauh sekali bezanya dengan aku yang sekarang. Sudah jarang kututur perkataan 'dakwah' apa lagi meladeni buku-buku serta pengisian-pengisian tentangnya. Cuma yang masih kekal adalah tudung bidang 60" pemberian kakak, dan yang kubeli di sana sini. Selainnya? Janggal.
"Salam Aufa, kakak akan balik sekejap ke Malaysia hujung minggu ini. Akan berada selama dua minggu di Malaysia. Kakak balik seorang, menguruskan beberapa hal. InshaAllah niatnya nak bertamu di rumah Aufa barang sehari dua. Boleh ke? Lapang tak hari sabtu dan ahad ni? Love-Kakak"
Demikian kandungan emelnya. Padat.
* * *
"Macam mana Kakak boleh terima lamaran Akhi Ibrahim?" tiba-tiba soalan itu terpacul dari mulutku malam itu, saat kami bersantai-santai menunggu waktu tidur. Kakak sedang menggosok jubah dan tudung bulatnya, sedang aku pula menguliti senaskhah majalah Solusi edisi 7. Sekadar menyelak-nyelak, melihat gambar. Benakku sebetulnya penuh dengan pelbagai soalan buat Kakak.
"Hahaha. Jodoh kot?" Kakak menjawab sambil menghambur tawanya. Terbit rasa indah bersama kakak, teringat detik-detik kami sebilik dahulu. Kakak memang riang-ria orangnya. Namun, dalam keriangannya, dia memang membawa hati dan jiwaku kepada Islam. Entah bagaimana, tetapi hatiku benar-benar kembali kepada Islam selepas bertemunya. Dan kini, tidak semena-mena wujud kembali semangatku ingin terus mengislah diri. Semangat yang demikian lama meluntur kini tiba-tiba menerjah kembali.
"Kakak masih bawa usrah?" Aku menyoal.
"Empat halaqah je. Seminggu 7 hari, 4 hari utk buat halaqah, 1 hari utk diri sendiri, hujung minggu untuk program-program,"
Kakak menjawab bersahaja. Aku menelan liur. Empat? aku nak pergi usrah untuk diri sendiri pun liat, inikan nak membawa empat halaqah?
"Wah. Sempat ke Kakak?" aku menanya. Naif.
"Kan manusia memang diciptakan berkeadaan susah payah?" Kakak berhenti menggosok dan menentang ekor mataku. Dia menyeringai mempamer sebaris giginya.
"Lagipun akhi pun selalu takde di rumah, kesana-kemari untuk tarbiyah. Mana boleh Kakak kalah ngan akhi," Kakak menyambung.
[BERSAMBUNG]
Sarah, nama yang ringkas dan berbunyi tradisional, namun penuh kelembutan. Itulah saudaraku yang 'terdekat' ketika berjuang demi segulung ijazah di tanah asing. Insan yang kupanggil 'kakak' itu tidak pernah gagal mengubat kegersangan jiwaku sebagai hamba-Nya. Namun kini telah hampir dua tahun Kakak tidak lagi di sampingku.
Tiada lagi kalimat-kalimat penuh makna darinya,
menerangkan kalam cinta dari Tuhan buatku yang sering terlupa.
Tiada lagi pizza dan pastanya,
yang sentiasa menjemput gelodak perasaan untuk menjamahnya.
Tiada lagi panggilan-panggilan telefon darinya,
menanya khabar serta membangkitkan lenaku demi tahajud dan tartil tilawah.
Semuanya berubah kini.
Sebulan selepas aku berangkat pulang dari US, Kakak yang hampir selesai menyiapkan sarjananya ketika itu, dijodohkan oleh naqibahnya dengan seorang abang dari UK. Mereka bernikah di masjid West Lafayette, yang jauhnya kira-kira 5 minit memandu dari kampus kami.
Suaminya terbang dari UK semata-mata untuk bernikah dengannya.
Tiada hantaran, tiada bunga manggar.Cukup sekadar Surah as-Soff sebagai maharnya dan kenalan muslim terdekat di Purdue sebagai tamunya.
Wah! Teruja benar aku mendengarkan cerita mereka! Tidak pernah bersua wajah, namun dengan izin Allah kini bahagialah hendaknya.
Kali akhir mendengar khabar Kakak adalah kira-kira setahun lepas barangkali, menyatakan beliau sudah berhijrah ke Newcastle, UK dan bakal menjadi ibu. Lebihnya, Kakak banyak berdiam sahaja. Emel pun tidak berbalas, barangkali sibuk dengan urusan keluarganya. Benarnya aku juga tidak begitu betah menjawab panggilan Kakak. Pernah sekali nombor luar Malaysia tertera di telefon genggam, namun panggilan kubiar tidak berjawab. Mungkin dia. Ah, serasa malu semakin tebal, menutup rasa rindu kepadanya. Masakan aku tidak ditimpa malu, kukira aku yang dulu jauh sekali bezanya dengan aku yang sekarang. Sudah jarang kututur perkataan 'dakwah' apa lagi meladeni buku-buku serta pengisian-pengisian tentangnya. Cuma yang masih kekal adalah tudung bidang 60" pemberian kakak, dan yang kubeli di sana sini. Selainnya? Janggal.
"Salam Aufa, kakak akan balik sekejap ke Malaysia hujung minggu ini. Akan berada selama dua minggu di Malaysia. Kakak balik seorang, menguruskan beberapa hal. InshaAllah niatnya nak bertamu di rumah Aufa barang sehari dua. Boleh ke? Lapang tak hari sabtu dan ahad ni? Love-Kakak"
Demikian kandungan emelnya. Padat.
* * *
"Macam mana Kakak boleh terima lamaran Akhi Ibrahim?" tiba-tiba soalan itu terpacul dari mulutku malam itu, saat kami bersantai-santai menunggu waktu tidur. Kakak sedang menggosok jubah dan tudung bulatnya, sedang aku pula menguliti senaskhah majalah Solusi edisi 7. Sekadar menyelak-nyelak, melihat gambar. Benakku sebetulnya penuh dengan pelbagai soalan buat Kakak.
"Hahaha. Jodoh kot?" Kakak menjawab sambil menghambur tawanya. Terbit rasa indah bersama kakak, teringat detik-detik kami sebilik dahulu. Kakak memang riang-ria orangnya. Namun, dalam keriangannya, dia memang membawa hati dan jiwaku kepada Islam. Entah bagaimana, tetapi hatiku benar-benar kembali kepada Islam selepas bertemunya. Dan kini, tidak semena-mena wujud kembali semangatku ingin terus mengislah diri. Semangat yang demikian lama meluntur kini tiba-tiba menerjah kembali.
"Kakak masih bawa usrah?" Aku menyoal.
"Empat halaqah je. Seminggu 7 hari, 4 hari utk buat halaqah, 1 hari utk diri sendiri, hujung minggu untuk program-program,"
Kakak menjawab bersahaja. Aku menelan liur. Empat? aku nak pergi usrah untuk diri sendiri pun liat, inikan nak membawa empat halaqah?
"Wah. Sempat ke Kakak?" aku menanya. Naif.
"Kan manusia memang diciptakan berkeadaan susah payah?" Kakak berhenti menggosok dan menentang ekor mataku. Dia menyeringai mempamer sebaris giginya.
"Lagipun akhi pun selalu takde di rumah, kesana-kemari untuk tarbiyah. Mana boleh Kakak kalah ngan akhi," Kakak menyambung.
[BERSAMBUNG]
Friday, August 14, 2009
menjadi WANITA AGUNG........
Ketika Khalifah Umar ibn Khathtab syahid, datanglah Zubair ibn ‘Awwam melamar ‘Atikah. ‘Atikah telah menerima lamaran tersebut.
NAMUN, Zubair ibn ‘Awwam tidak lagi mengizinkan ‘AtIKAH keluar bersolat di masjid.
Zubair ibn ‘Awwam berkata,
“ Ya ‘Atikah, jangan keluar ke masjid”.
Maka ‘Atikah binti Zaid telah menjawab,
“Ya Ibn ‘Awwam, apakah engkau mahu, demi kecemburuanmu, saya harus meninggalkan masjid tempat saya bersolat bersama Rasulullah s.a.w, Abu Bakar dan Umar?”
Zubair ibn ‘Awwam berkata,
“Saya tidak akan melarangmu”.
Ketika mendengar azan zolat subuh, Zubair ibn ‘Awwam telah bergegas mengambil wudhuk dan keluar ke masjid. Di pertengahan jalan, Zubair ibn ‘Awwam berdiri di saqifah Bani Sa’idah menanti ‘Atikah.
Ketika ‘Atikah melintasinya, Zubair ibn ‘Awwam telah memukul punggung ‘Atikah dengan tangannya. NAMUN,‘Atikah tidak mengetahui siapa yang memukul punggungnya.
‘Atikah seraya berkata,
“Ada apa padamu, semoga Allah memotong tanganmu” lantas kembali ke rumah dan berkata Inna Lillahi wa Inna Ilahi Rajiu’un.
Ketika sudah setelai solat, Zubair ibn ‘Awwam telah kembali ke rumah dan bertanya kepada ‘Atikah mengenai ketiadaan ‘Atikah di masjid. ‘Atikah lalu menjawab, “Semoga Allah merahmatimu, ya Abu Abdullah. Manusia sudah menjadi rosak sesudahmu. Solat hari ini bagi wanita adalah lebih baik di rumah daripada di masjid. Dan di rumah, lebih baik solat di kamar”.
Sesudah itu, ‘Atikah tidak lagi pernah keluar dan akhirnya dia mengambil keputusan untuk terus solat di rumah.
...........
Suaminya Zubair ibn ‘Awwam telah dibunuh secara kejam oleh Amru ibn Jurmuz pada tahun 36H dalam perang Jamal (unta) di wadi siba’. Pemergian Zubair ibn ‘Awwam juga telah diabadikan dalam syairnya.
Setelah pemergian Zubair ibn ‘Awwam, Ali ibn Abu Thalib telah melamarnya setelah habis masa ‘iddahnya. lalu,‘Atikah telah mengutus sepucuk surat kepada Ali Abi Thalib.
“Ya Amirul Mukminin, engkau yang tersisa dan pemimpin muslimin. Dan saya takut kepadamu, hai anak bapa saudara Rasulullah, kalau engkau mati terbunuh. Saya tidak pernah berkahwin dgn seorang lelaki kecuali dia akan terbunuh..."
Oleh sebab itu, para penduduk Madinah menyatakan bahawa barangsiapa yang menginginkan syahid, maka hendaklah dia berkahwin dengan ‘Atikah kerana kesemua suami-suami ‘Atikah syahid akhirnya. ‘Atikah menangisi kekasih-kekasihnya dalam syair-syairnya.
...........
Penyair Wanita....
Sahabt-sahabat wanita r.a memiliki kesabaran yang tak ternilai. begitu juga dengan ‘Atikah. Beliau adalah salah seorang daripada sahabat-sahabat wanita ini. Kesabarannya dalam menghadapi musibah-musibah dapat dilihat dengan pemergian seorang demi seorang suaminya.
‘Atikah menjadi wanita terulung dalam syair-syair ratapan. ‘Atikah telah mencapai kemuncak dalam syair ratapan pemergian Rasulullah sebagaimana berikut:
Kenderaan-kenderaan berubah menjadi sunyi
Padahal sebelumnya ia telah dinaiki oleh hiasannya
Ketika sore hari dia menangis ke atas seorang pemimpin
Matanya selalu menitiskan air mata tanpa henti
Isteri-isterimu tidak dapat sedarkan diri
Dari kesedihan yang tidak dilarang agamanya
Wanita-wanita yang pucat berubah seperti pisau belati
Yang tidak dipakai, warnanya mulai pudar
Mereka mngubati kesedihan yang sukar untuk hilang
Dan di dada kematiannya semakin dekat
DIa adalah yang mulia, pemimpin dan terpilih
Untuk kebenaran, agamanya telah bersatu
Bagaimana kehidupanku setelah kepergian Rasul
Dan ketika kematian semakin dekat...
‘Atikah binti Zaid hidup dengan penuh zuhud sepanjang kekhalifahan rasyidah. Dan pada tahun 40H, ‘Atikah binti Zaid meninggal dunia menuju ke penciptanya...
Thursday, August 13, 2009
samb: Kasih dalam Penikahan Kedua
samb:
Sesudah habis ‘iddahnya, Umar ibn Khathtab telah melamarnya dan ‘Atikah Binti Zaid menerima lamaran tersebut. Pernikahan Umar ibn Khathtab dan ‘Atikah Binti Zaid telah berlaku pada tahun 12H.
‘Atikah Binti Zaid telah memperolehi kedudukan yang tinggi di mata suaminya. Beliau banyak menuntut ilmu daripada suaminya. Beliau juga sangat mencintai Umar dan Umar juga sangat mencintainya. Meskipun kedudukan ‘Atikah sangat tinggi di sisi Umar, namun ‘Atikah tetap menjadi seorang wanita muslimah di pimpin oleh Umar ibn Khathtab.
Kehidupan ‘Atikah dipenuhi dengan keadilan, kezuhudan dan ibadah. Sifat-sifat ini semakin berkembang dalam diri beliay. ‘Atikah sering meminta izin Umar untuk keluar solat jemaah bersama-sama Umar. Umar pula tidak pernah mencegahnya ke masjid apabila diminta keizinan.
pada suatu hari, Khalifah Umar ibn Khathtab telah ditikam oleh seseorang ketika beliau keluar menunaikan solat di masjid.
lalu... ‘Atikah meratapi kematian suaminya tercinta dalam qasidahnya:
Mata yang pemurah mengeuarkan air mata dan ratapan
Janganlah bosan ke atas imam yang mulia
Katakan kepada orang yang susah: matilah kamu
DIa telah disirami kematian seperti gelasnya kaum
Dalam qasidahnya yang lain,
Batu pirus telah menyusahkanku kerana tidak berkilau mutiaranya
Dengan warna keputihan,
Dia selalu membaca,
penyayang kepada yang lemah dan keras terhadap musuh
Saudara yang dipercayai dan membatu dalam kemalangan-kemalangan
Apabila dia bercakap, maka perbuatannya tidak akan mendustai percakapannya
Pantas untuk berbuat kebaikan dan tidak pilih kasih...
............
sambungan: Penikahan dengan Zubair; CEMBURUNYA ZUBAIR......
Wednesday, August 12, 2009
samb: Dan Cinta pun Mekarlah.....
Atikah Binti Zaid memiliki akhlak yang mulia, kesempurnaan, kecantikan, pemikiran yang luas dan ketenangan berfikir. Beliau juga memiliki kejelitaan asli dan tergolong dalam golongan ahli ibadah.
‘Atikah Binti Zaid telah berkahwin dengan seorang sahabat Rasulullah iaitu Abdullah ibn Abu Bakar As Siddiq r.a. Beliau sangat beruntung kerana mendapat kasih sayang dan sepenuh cinta suaminya.
Namun, Kejelitaan dan kesempurnaan ‘Atikah Binti Zaid telah menyibukkan Abdullah ibn Abu Bakar dengan kehidupan dan perniagaannya.Bahkan, kejelitaan ‘Atikah Binti Zaid telah menjauhkan Abdullah ibn Abu Bakar daripada keluar berjihad.
Hal ini telah menyebabkan Abu Bakar As Siddiq r.a mendesak anaknya supaya menceraikan ‘Atikah Binti Zaid. Dek kerana taat pada ayahandanya, maka Abdullah ibn Abu Bakar telah menceraikan isterinya yang dikasihi dengan talak satu. Abdullah ibn Abu Bakar tidak dapat melupakan isteirnya dan tanda-tanda kesedihannya jelas dipamir pada wajah dan tubuhnya. Suatu hari, Abu Bakar mendengar anaknya bermadah:
Hai ‘Atikah, saya tidak dapat melupakanmu selama angin bertiup
Dan selama burung merpati masih bersuara
Hai ‘Atikah, saya tidak akan melupakanmu selama org masih berhaji
Dan selama bintang-bintang yang bergantungan di langit bersinar
Hai ‘Atikah, hatiku tiap hari dan malam.
Tergantung padamu apa-apa yang tersembunyi dengan ayahku
Dan ketaatan kepadanya, maka kita tak akan berpisah....
Setelah mendengar bait-bait syair Abdullah ibn Abu Bakar kepada isterinya, Abu Bakar sedar akan abadinya cinta Abdullah ibn Abu Bakar terhadap isterinya lantas Abu Bakar telah mengizinkan anaknya untuk kembali kepada ‘Atikah Binti Zaid. Kehidupan Abdullah ibn Abu Bakar kembali bersinar sesudah itu.
Ketika Abdullah ibn Abu Bakar ikut berperang bersama Rasulullah dalam peperangan Thaif, Abdullah ibn Abu Bakar telah menderita luka parah dan luka itu semakin parah setelah empat malam kepergian Rasulullah. Akhirnya, Abdullah ibn Abu Bakar telah syahid di jalan Allah. ‘Atikah Binti Zaid telah meratapi pemergian suaminya dalam sebuah syair indah:
Saya telah dikurnia orang yang paling baik selepas Rasulullah
Dan setelah Abu Bakar, dan ia tidak berlaku sia-sia
Saya bertekad, mataku akan selalu menitiskan air yang hangat
Ke atasmu, dan kulitku akan berdebu
Sepanjang zaman selama merpati hutan berkicau
Dan selama malam akan mengusir pagi hari yang terang
Hanya kepunyaan Allah mata ini yang tak pernah melihat orang
Yang lebih gagah dan berani dalam berjihad dan sabar
Apabila mata panah mulai terlepas, maka ia akan memasuki medan jihad
Kepada kematian sampai tombak meninggalkan darah yang merah...
...............
(sambungan Kisah: Penikahan Beliau dengan Umar AL-KHATAB)
Tuesday, August 11, 2009
Ibadah, Syair & Kejelitaan....
jom kenali siapa sosok hebat ini :)
‘Atikah Binti Zaid bin ‘Amru ibn Nufail al-Qurasyiah Al-‘Adawiyah merupakan anak kepada sepuluh sahabat Rasulullah s.a.w yang mendapat jaminan syurga melalui Rasulullah sendiri. Ibunya adalah Ummu Kuraiz Binti Hadramiyyi. Saudara lelakinya, Sa’id ibn Zaid juga merupakan seorang daripada sepuluh sahabat Rasulullah yang dijamin masuk syurga.
Dilahirkan dalam sebuah keluarga yang mulia menjadikan ‘Atikah Binti Zaid seorang yang terkenal sebagai sahabat wanita yang berkemampuan dalam syair dan mempunyai kekuatan akal yang mantap. Kemampuannya dalam bersyair diperturunkan kepadanya daripada ayah nya sendiri.
Kelantangan Zaid bin ‘Amru (ayahnya) dalam bersyair dapat dilihat daripada syair-syairnya yang menhina berhala-berhala kaum quraisy pada zaman jahiliyah. Zaid bin ‘Amru dengan tegasnya telah mengulang-ulang syairnya sambil berjalan meuju ke kaabah. Sampai di kaabah, Zaid bin ‘Amru lantas sujud mempamirkan kerendahan dirinya di hadapan Yang Khaliq. Zaid bin ‘Amru adalah diantara orang yang terlindung dek jahiliyah penduduk Mekah dengan terus patuh kepada ajaran Nabi Ibrahim.
Dalam syairnya, Zaid bin ‘Amru telah berkata:
Saya telah menyerahkan wajahku kepada Yang telah tuduk
Kepadanya Bumi yang menbawa batu-batu yang berat
Ia telah membentangkannya, dan apabila telah terbentang rata
Maka Ia akan menegakkan gunung-gunung di atasnya
Saya telah menyerahkan wajahku kepada Yang Telah Tunduk
Kepadanya awan yang membawa air hujan yang murni
Apabila ia di arahkan ke sebuah negeri
Maka awan tersebut taat dan menurunkan air hujan yang banyak
Dibesarkan oleh keluarga yang sebeginilah menjadikan ‘Atikah Binti Zaid seorang sahabat wanita yang sangat beruntung. Dengan mewarisi cara berfikir ayahnya dan akhlak-akhlak mulia Zaid bin ‘Amru, ‘Atikah Binti Zaid tumbuh dewasa dengan penuh kefasihan bersyair, ketajaman hati, kejelitaan, kesucian jiwa dan kelembutan perasaan. Ketika mendengar akan kalimah Islam daripada Rasulullah, ‘Atikah Binti Zaid lantas berbai’at dengan Rasulullah. Ketika perintah berhijrah diturunkan, ‘Atikah Binti Zaid juga keluar berhijrah bersama-sama Rasulullah.
............
(sambungan kisah ini: Keindahan Cinta 'Atiqah dan Abdullah)
Monday, August 10, 2009
Cerdek ep 3: Dah Terlambat.. Ke?
HATI SEORANG SAHABIAH
Malam itu aku ke rumah Aufa. Lama benar rasa hati-hati ini tidak berkumpul bersama, bertemu demi menjaga sebuah iman. Aku tidak pasti, barangkali tiga atau empat minggu kini, Aufa tidak bersama dalam halaqah kami. 'Bercuti', khabar ummi. Pertama kaliku mendengar istilah 'rehat' atau 'bercuti' terpacul dari orang dakwah. Macam kerja pulak, ada cuti-cuti. Terpecah tawa kecilku di hadapan ummi. Ah, ada-ada saja.. Malu betul ummi terlihat perangai nakalku.
Walimah Aufa pun semakin hampir, barangkali ada yang boleh kubantu jika berziarah, demikian fikirku. Kereta Savvy hijauku membelah malam, mencari-cari nombor jalan dan rumah akhwatku ini. Alamat yang diberikan lewat mesej di telefon genggam agak sukar kucari. Aduh, besar sekali dosaku terhadap Aufa.. Dua tahun berhalaqah dengan Aufa, tidak pernah sekalipun aku berziarah ke rumahnya. Masih kuingat, Aufa begitu bersemangat berziarah ke rumah sewa kami dahulu. Ada juga dua-tiga kali beliau datang, terkadang bersendirian. Ada sekali awal dulu dia datang bersama akhwat yang juga kawan-kawannya yang pulang bercuti musim panas di malaysia. Hmm, tapi kenapa sekarang Aufa tak datang berziarah lagi ye?
Wah, rumah ini rumah yang sangat asas! Ruang tamu yang selesa untuk dua-tiga orang bersantai, dapur yang agak kecil, serta dua bilik. Namun nampak amat homely.
Aku jadi pelik. Kampung sebelah mak? Memang Aufa duduk berdua saja dengan ayahnya ke? Mataku menerawang melihat gambar keluarga di dinding, tiada gambar ibunya. Hanya ayah dan adik-beradiknya.
Kepalaku ligat memikir. Kehidupan sebenar seorang daie apakah harus berbeza dengan segala yang diwara-warakan di dalam buku-buku fikrah dan perkongsian-perkongsian dalam tamrin dan daurah? Terlalu idealkah kisah-kisah lama dan perkongsian-perkongsian orang-orang awal dalam dakwah, hinggakan kami tak bisa merealisasikan teori-teori yang kini bisa saja laju meluncur dari lidah-lidah kami?
Malam itu aku ke rumah Aufa. Lama benar rasa hati-hati ini tidak berkumpul bersama, bertemu demi menjaga sebuah iman. Aku tidak pasti, barangkali tiga atau empat minggu kini, Aufa tidak bersama dalam halaqah kami. 'Bercuti', khabar ummi. Pertama kaliku mendengar istilah 'rehat' atau 'bercuti' terpacul dari orang dakwah. Macam kerja pulak, ada cuti-cuti. Terpecah tawa kecilku di hadapan ummi. Ah, ada-ada saja.. Malu betul ummi terlihat perangai nakalku.
Walimah Aufa pun semakin hampir, barangkali ada yang boleh kubantu jika berziarah, demikian fikirku. Kereta Savvy hijauku membelah malam, mencari-cari nombor jalan dan rumah akhwatku ini. Alamat yang diberikan lewat mesej di telefon genggam agak sukar kucari. Aduh, besar sekali dosaku terhadap Aufa.. Dua tahun berhalaqah dengan Aufa, tidak pernah sekalipun aku berziarah ke rumahnya. Masih kuingat, Aufa begitu bersemangat berziarah ke rumah sewa kami dahulu. Ada juga dua-tiga kali beliau datang, terkadang bersendirian. Ada sekali awal dulu dia datang bersama akhwat yang juga kawan-kawannya yang pulang bercuti musim panas di malaysia. Hmm, tapi kenapa sekarang Aufa tak datang berziarah lagi ye?
"Assalamualaikum..." Aku separa berteriak, menghulur salam kepada pintu pagar rumah no:51 itu. Rumah kecil yang kulihat begitu simple sekali luarannya.
"Wa'alaikum salam," suara parau lelaki separuh abad menjawab sambil menjengah di pintu. Siap berketayap dan berkain pelikat, lagaknya seolah baru pulang masjid.
"Ni Rumah Aufa ke? Aufa ada, pakcik?" Aku menanyakan, sedikit was-was apakah alamat yang kutujui itu benar rumah Aufa.
"Oh, ada tu di dalam. Jemput masuk. Duduklah dulu," Pakcik mengajakku masuk lantas mengetuk pintu bilik sebelah belakang, lalu berlalu masuk ke bilik hadapan. Bilik yang diketuk itu bilik Aufa agaknya. Sunyi sekali rumah ini.
Wah, rumah ini rumah yang sangat asas! Ruang tamu yang selesa untuk dua-tiga orang bersantai, dapur yang agak kecil, serta dua bilik. Namun nampak amat homely.
"Eeeh Farah dah sampai!" Aufa sedikit terjerit melihatku. Heh, Aufa masih begitu. Dah hampir kepada walimah pun masih begitu.
"Maaf Aufa, ana tercepat pulak. Tadi Budget lebihan masa untuk sesat-sesat. Tiba-tiba dipermudahkan pula. Eh, kenduri minggu depan kan? Mana barang-barang? Ana ingat nak tolong apa-apa."
"Oh, tak payah. Semua dah dibuat di kampung sebelah mak," Aufa menerangkan.
Aku jadi pelik. Kampung sebelah mak? Memang Aufa duduk berdua saja dengan ayahnya ke? Mataku menerawang melihat gambar keluarga di dinding, tiada gambar ibunya. Hanya ayah dan adik-beradiknya.
"Owh, tengok gambar tu ea? Mak dan ayah dah lima belas tahun bercerai. Hehe. Aufa duduk dengan ayah sebab kerja di sini. Kat kampung takde kerja," Aufa seolah mendengar soalan-soalan yang bermain di mindaku.
"Ooooo.. sorry Aufa, ana tak pernah ambil tahu. Tak sangka dah dua tahun kita usrah sama pun, enti belum ana kenal. Teruknya ana!" Rasa bersalah buru-buru mengerumuni hati. Ish! Kenapalah aku tak pernah nak berkenal-kenal dengan beliau? Kawan sekerjaku semua sudah pernah kuziarahi semasa hari raya atau majlis-majlis open house mereka. Rakan setarbiyah pula aku lupakan. Teruk pula rasanya diri nih!
"Oh takpe, dah biasa... Sejak balik malaysia ni memang jarang-jarang akhwat datang ziarah. Tapi faham je, semua sibuk kan? Aufa pun jarang dapat pergi berziarah. Agaknya memang beginilah kehidupan sebenar kita kan? Masa belajar dulu tak jumpa realiti lagi agaknya," Aufa senyum lalu bingkas ke dapur membuat air. Aku pula terdiam senyap, dan terkedu. Menelan liur.
Kepalaku ligat memikir. Kehidupan sebenar seorang daie apakah harus berbeza dengan segala yang diwara-warakan di dalam buku-buku fikrah dan perkongsian-perkongsian dalam tamrin dan daurah? Terlalu idealkah kisah-kisah lama dan perkongsian-perkongsian orang-orang awal dalam dakwah, hinggakan kami tak bisa merealisasikan teori-teori yang kini bisa saja laju meluncur dari lidah-lidah kami?
Saturday, August 8, 2009
keterikatan LANGIT
“Dakwah ini tidak mengenal sikap penat. Ia hanya mengenal satu sikap yang syumul . Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal bersama orang-orang yang duduk. Lalu Allah SWT akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah ini”
ketahuilah wahai saudaraku,
sungguh anda akan menemui masa-masa yang sulit,
masa-masa yang melelahkan,
dan berbagai ujian,
padahal anda sedang berjalan di atas jalan kebenaran,
dan disibukkan dengan berbagai aktiviti dakwah..
apabila anda teguh di atas kebenaran,
dan sabar menghadapi berbagai ujian,
yakinlah!
nescaya kepedihan akan sirna,
kelelahan akan hilang,
dan yang tersisa bagi anda adalah ganjaran dan pahala
insyaAllah
Cerdek ep 2: Dah Terlambat.. Ke?
"Ummi, salah ke apa yang Aufa buat? Tiba-tiba pinangan datang, dan orangnya memang family Aufa berkenan. Aufa cuba menjauhi cinta sebelum halal, dan menerima Akhi demi suatu yang diredhai Allah dan keluarga. Salah ke Ummi?" Aufa bertanya bertalu-talu. Buah epal pencuci mulut itu tiba-tiba terasa keras dan pahit. Hatinya mulai sebak. Panas telinganya apabila Ummi bersoal-jawab dengannya, seolahnya dia membuat kesalahan.
"Aufa, jangan ada zhon, nak. Ummi bukan bertanya untuk menyalah-nyalahkan Aufa. Sekadar ingin bertaaruf lebih lagi, kerana tempoh hampir 2 tahun ini belum begitu mencukupi untuk Ummi kenal Aufa dengan lebih dekat lagi. Aufa kan nak memasuki alam baru. Apakah ada larangan bagi seorang murobbiah menyelami hati budi anaknya sendiri?" Ummi menangkis. Bijak. Tangannya yang tadinya ligat menyusun pinggan tiba-tiba berhenti. Senyum dilempar ikhlas, membuatkan Aufa menunduk. Kakinya menguis-nguis lantai.
"Tentulah tak salah, kerana keinginan mendirikan baitul muslim itukan sesuatu yang begitu suci. Malah ini suatu berita yang terlalu Ummi syukuri! Masha-Allah, anak usrah Ummi bakal walimah. Bahkan inilah berita terbaik buat dakwah ini, Aufa," Ummi menyambung bicara sambil tangannya menyambung kembali mengemas meja makan. Lembut gayanya, senyuman memang sentiasa menguntum di wajah. 'Pasti menyejukkan hati Pakcik,' sempat Aufa menerawang ke mana saja, bermonolog di dalam hati.
"Habis tu, kenapa Ummi tanya macam Aufa ada buat yang tak kena...?" suara Aufa sedikit kendur. Epal dikunyah semula, namun matanya masih tidak berani menentang ekor mata Ummi.
"Aufa ada buat yang tak kena ke? Insha-Allah takde kan...?" Ummi menduga. Aufa menggelabah. Ummi menyambung,"kebaikan adalah apa yang menenangkan diri dan hati; sedangkan kejahatan adalah apa yang menggelisahkan di dalam dada. Tanyalah hatimu, Aufa. Hanya Aufa dan Allah saja yang tahu."
"Err kenapa Ummi kate walimah Aufa suatu yang Ummi syukuri? Sebenarnya Akhi bukanlah ikhwah aktif. Kami sama-sama mengikuti tarbiyah di sana tapi honestly Aufa rasa kami ni disibukkan dengan akademik. Entahlah, bila dah hampir ni Aufa rasa tak confident pula Ummi. Dia dah tak ikut tarbiyah sekarang,"Aufa mulai mengizinkan hatinya diteroka. Sebegitu lama ingin dikongsikan perasaan itu, namun baru sekarang the right person ada.
"Aufa... Jodoh inikan suatu yang unik. Dicipta Allah sejak dari rahim ibu lagi, sepertinya rezeki yang lain. Jika benar inilah jodohnya, mungkin Aufa kena ingat seperkara yang Ummi hendak sampaikan ini. Sisipkanlah azimat ini di hati kemas-kemas. Inilah bekal buatmu, sepanjang meneroka denai tarbiyah dengan seorang insan bernama 'Suami' kelak", bicara Ummi mulai serius. Alunan jantung Aufa mulai mengatur rentak kencang. 'Azimat apakah?'
"Errm. Apa dia Mi?" Aufa mulai dihurung perasaan inkuisitif.
"Ingatlah, kita dan suami akan saling melengkapi, sama-sama mencukupkan kurang dan ruang di mana-mana. Apabila terhentinya sifat saling melengkapi dan cukup-mencukupkan ini, itulah petanda bermasalahnya sebuah ikatan. Maka Aufa haruslah sentiasa ingat.. Mungkin Aufa sebenarnya amat kuat untuk menjadikan dia mujahid dakwah yang diimpikan.Sama-samalah kalian menyusur denai tarbiyah ini. Insha-Allah, para murobbi sentiasa ada untuk kalian...Mulailah fasa rumahtangga dengan suatu impian yang benar dan besar, demi islam." begitu panjang sekali luahan Ummi. Mendalam dan cukup mengesankan, hingga detak-detak jantung aufa terasa begitu kencang.
"Ummi, sebenarnya dulu kami selalu Y!M dan emel. Terkadang isinya terlalu peribadi... Cinta, rindu, sayang. Maklumlah, semuanya bermula dari masa silam kami... Kadang terlepas, tak boleh nak kawal. Dan sekarang Aufa takut. Ustaz kata barokah dalam rumahtangga bermula sejak dari perhubungan sebelum nikah itu sendiri. Apakah halal atau sebaliknya. Aufa rasa macam dah terlambat la Ummi.. Dah terlambat ke?"
* * *
"Aufa, jangan ada zhon, nak. Ummi bukan bertanya untuk menyalah-nyalahkan Aufa. Sekadar ingin bertaaruf lebih lagi, kerana tempoh hampir 2 tahun ini belum begitu mencukupi untuk Ummi kenal Aufa dengan lebih dekat lagi. Aufa kan nak memasuki alam baru. Apakah ada larangan bagi seorang murobbiah menyelami hati budi anaknya sendiri?" Ummi menangkis. Bijak. Tangannya yang tadinya ligat menyusun pinggan tiba-tiba berhenti. Senyum dilempar ikhlas, membuatkan Aufa menunduk. Kakinya menguis-nguis lantai.
"Tentulah tak salah, kerana keinginan mendirikan baitul muslim itukan sesuatu yang begitu suci. Malah ini suatu berita yang terlalu Ummi syukuri! Masha-Allah, anak usrah Ummi bakal walimah. Bahkan inilah berita terbaik buat dakwah ini, Aufa," Ummi menyambung bicara sambil tangannya menyambung kembali mengemas meja makan. Lembut gayanya, senyuman memang sentiasa menguntum di wajah. 'Pasti menyejukkan hati Pakcik,' sempat Aufa menerawang ke mana saja, bermonolog di dalam hati.
"Habis tu, kenapa Ummi tanya macam Aufa ada buat yang tak kena...?" suara Aufa sedikit kendur. Epal dikunyah semula, namun matanya masih tidak berani menentang ekor mata Ummi.
"Aufa ada buat yang tak kena ke? Insha-Allah takde kan...?" Ummi menduga. Aufa menggelabah. Ummi menyambung,"kebaikan adalah apa yang menenangkan diri dan hati; sedangkan kejahatan adalah apa yang menggelisahkan di dalam dada. Tanyalah hatimu, Aufa. Hanya Aufa dan Allah saja yang tahu."
"Err kenapa Ummi kate walimah Aufa suatu yang Ummi syukuri? Sebenarnya Akhi bukanlah ikhwah aktif. Kami sama-sama mengikuti tarbiyah di sana tapi honestly Aufa rasa kami ni disibukkan dengan akademik. Entahlah, bila dah hampir ni Aufa rasa tak confident pula Ummi. Dia dah tak ikut tarbiyah sekarang,"Aufa mulai mengizinkan hatinya diteroka. Sebegitu lama ingin dikongsikan perasaan itu, namun baru sekarang the right person ada.
"Aufa... Jodoh inikan suatu yang unik. Dicipta Allah sejak dari rahim ibu lagi, sepertinya rezeki yang lain. Jika benar inilah jodohnya, mungkin Aufa kena ingat seperkara yang Ummi hendak sampaikan ini. Sisipkanlah azimat ini di hati kemas-kemas. Inilah bekal buatmu, sepanjang meneroka denai tarbiyah dengan seorang insan bernama 'Suami' kelak", bicara Ummi mulai serius. Alunan jantung Aufa mulai mengatur rentak kencang. 'Azimat apakah?'
"Errm. Apa dia Mi?" Aufa mulai dihurung perasaan inkuisitif.
"Ingatlah, kita dan suami akan saling melengkapi, sama-sama mencukupkan kurang dan ruang di mana-mana. Apabila terhentinya sifat saling melengkapi dan cukup-mencukupkan ini, itulah petanda bermasalahnya sebuah ikatan. Maka Aufa haruslah sentiasa ingat.. Mungkin Aufa sebenarnya amat kuat untuk menjadikan dia mujahid dakwah yang diimpikan.Sama-samalah kalian menyusur denai tarbiyah ini. Insha-Allah, para murobbi sentiasa ada untuk kalian...Mulailah fasa rumahtangga dengan suatu impian yang benar dan besar, demi islam." begitu panjang sekali luahan Ummi. Mendalam dan cukup mengesankan, hingga detak-detak jantung aufa terasa begitu kencang.
"Ummi, sebenarnya dulu kami selalu Y!M dan emel. Terkadang isinya terlalu peribadi... Cinta, rindu, sayang. Maklumlah, semuanya bermula dari masa silam kami... Kadang terlepas, tak boleh nak kawal. Dan sekarang Aufa takut. Ustaz kata barokah dalam rumahtangga bermula sejak dari perhubungan sebelum nikah itu sendiri. Apakah halal atau sebaliknya. Aufa rasa macam dah terlambat la Ummi.. Dah terlambat ke?"
* * *
Thursday, August 6, 2009
Cerdek ep 1: Dah Terlambat.. Ke?
MALU
"Kenapa susah sangat nak kontak enti?" ustazah Zaharah menerjah aku dengan soalan sebaik saja aku selesai menjawab salamnya di corong telefon. Kuletakkan semula kotak susu UHT jenama First Choice yang baru kubelek di rak sejuk pasaraya itu tadi. Pendengaran kutumpukan kepada murobbiahku.
"Aik, bukanke minggu lepas baru kita jumpa kat usrah, ummi?" aku menafikan telahan ustazah yang mesra kupanggil 'ummi', walhal memang beberapa panggilan telefonnya aku biarkan tak berjawab.
"Yelah, ummi call enti. Tapi tak angkat, tak return call. Suspen dibuatnya. Aufa sihat ke? Takde apapun call tu, sekadar bertanya khabar. Ingatkan nak ajak Aufa dinner dan tidur rumah Ummi. Bila free?" ummi berbicara. Suaranya yang tegas kedengaran begitu dekat sekali di hati.
"Oh, Aufa sihat. Cuma busy sikitlah lately. Tak dapat kot nak dtg rumah ummi. Kita jumpa di usrah ajelah," aku segera menolaknya. Canggung rasanya nak menginap di rumah ummi. Keluarganya bukan aku kenal pun.
Telefon kuletak setelah salam diberi. Jalan-jalan di pasaraya diteruskan sebelum pulang ke rumah menginjak maghrib.
Begitulah hidupku seharian. Dari pagi hingga jam 5 aku kesibukan di pejabat. Petang dan malam kukira untuk kerehatanku. Terkadang berpetang-petang di Giant, Jusco atau sesekali Tesco. Malam pula masa untuk membaca dan update maklumat tentang dunia dengan berlayar-layar di alam internet; dan kadangkala membalas-balas emel dari seseorang di US. Seseorang yang pernah menjadi istimewa dalam hatiku.
Seminggu sekali, aku ke rumah ummi berusrah dengannya. Hampir dua tahun aku begini. Dapatlah sedikit pengisian jiwa. Dulu di US pun aku kerap ke halaqah-halaqah. Pernah juga membuat usrah untuk junior sophomore. Cuma sejak pulang tahun lalu dan mulai bekerja, aku tidak pernah terlintas lagi untuk menambah kesibukan harianku dengan membawa halaqah. Mungkin kerana itu aku rasa malu aku terhadap ummi masih menebal. Entah kenapa ye? Dahulu semangatku berkobar-kobar ingin mendekati orang demi menyampaikan islam. kini tidak lagi. Sibuk, barangkali.
* * *
Malam itu aku tak lena tidur. Kandungan emel Khairun yang kubaca lewat malam tadi agak memeranjatkan. Tak sangka, belum habis rupanya kisah kami. Kusangkakan pasti dia sudah melupakan aku sebaik kami sama-sama menelusuri denai tarbiyah tiga tahun lepas. Mengetahui bahawa berpasang-pasangan sebelum nikah itu haram, maka kami mengambil keputusan utk tidak berhubung seperti selalu. Cuma kadang-kadang aku gagal membendung rindu. Maka emel dan Y!M menjadi pengubat, namun sebagai teman biasa. Tapi nyata, selepas tiga tahun hatinya masih lagi seperti dulu; sama sepertiku!
"Ana akan balik sebulan dari sekarang untuk menyelesaikan perkara antara kita berdua. Ana dah grad. Alhamdulillah ayah ana pun dah setuju dengan hajat ana hendak menyunting enti sebagai isteri. Jadi ana harap enti fikirkanlah tawaran ana ini. Ana ingin memiliki enti sebagai suri hidup. Dah lama ana menanti enti."
Kala menghabisi ayatnya yang akhir itu, kurasakan seperti rama-rama berterbangan di dalam perutku! Impianku ingin memiliki cintanya selama ini hampir berjawab. Tuhan, rahmat apakah?
Emel kubalas malam itu juga menyatakan tanda setuju. Kemudian, punat telefon genggam kutekan dan bonda kumaklumi. Bonda menyuruhku berdiam dan berfikir masak-masak. Namun aku pasti, inilah dia pilihanku. Doaku kini berjawab, aku meminta Allah menyatukan dia denganku dan kini dia bakal hadir menyuntingku.
* * *
HATI SEORANG MUROBBI
"Aslmkm. Ummi, bulan ni Aufa tak dapat attend usrah, sebab sibuk nak prepare. Just nak maklumkan yang Aufa akan bernikah bulan depan dengan ikhwah US. Nanti dah siap kad, Aufa berikan pada ummi. Ws." Demikian SMS Aufa kepadaku. Aku terduduk memegang telefon genggam. Sunyi sebentar bilik itu kurasakan. Anak tarbiahku akan menikah, dan aku dimaklumi hanya sebagai kenalan.
Seluruh petangku hari itu terasa kelabu. Sebegitu gagalnya aku, seorang murobbiah untuk memainkan perananku.Mutarobbiku akan menikah, dan aku tidakpun berusaha sedayanya untuk bertaaruf dengan anak yang seorang ini. Hinggakan perihal yang begitu pentingpun aku tak mengetahuinya.
Telefon genggam kutekan lagi. Nombor Aufa kudail.
"Assalamualaikum ummi, ada apa hal ye?" Dia memulakan bicara. Sedikit dingin.
"Wa alaikumussalam. Saja telefon. Rindu," aku berseloroh. Namun memang benar aku rindukan Aufa. Masih segar bagaimana semangatnya begitu berbara saat baru pulang dari US tahun lepas. Cakap-cakapnya amat bernas. Kefahamannya kelihatan salim.
"Oh, jazakillah ummi. Ada jugak orang rindu kite," Aufa membalas.
"Petang ni dinner di rumah Ummi ye. Setidak-tidaknya di hari-hari akhir sebelum bergelar isteri," aku menyampaikan hajat. Ingin benar kuberbual dengan gadis ceria ini.
*********
(kata KAK SOPI: bersambung....)
"Kenapa susah sangat nak kontak enti?" ustazah Zaharah menerjah aku dengan soalan sebaik saja aku selesai menjawab salamnya di corong telefon. Kuletakkan semula kotak susu UHT jenama First Choice yang baru kubelek di rak sejuk pasaraya itu tadi. Pendengaran kutumpukan kepada murobbiahku.
"Aik, bukanke minggu lepas baru kita jumpa kat usrah, ummi?" aku menafikan telahan ustazah yang mesra kupanggil 'ummi', walhal memang beberapa panggilan telefonnya aku biarkan tak berjawab.
"Yelah, ummi call enti. Tapi tak angkat, tak return call. Suspen dibuatnya. Aufa sihat ke? Takde apapun call tu, sekadar bertanya khabar. Ingatkan nak ajak Aufa dinner dan tidur rumah Ummi. Bila free?" ummi berbicara. Suaranya yang tegas kedengaran begitu dekat sekali di hati.
"Oh, Aufa sihat. Cuma busy sikitlah lately. Tak dapat kot nak dtg rumah ummi. Kita jumpa di usrah ajelah," aku segera menolaknya. Canggung rasanya nak menginap di rumah ummi. Keluarganya bukan aku kenal pun.
Telefon kuletak setelah salam diberi. Jalan-jalan di pasaraya diteruskan sebelum pulang ke rumah menginjak maghrib.
Begitulah hidupku seharian. Dari pagi hingga jam 5 aku kesibukan di pejabat. Petang dan malam kukira untuk kerehatanku. Terkadang berpetang-petang di Giant, Jusco atau sesekali Tesco. Malam pula masa untuk membaca dan update maklumat tentang dunia dengan berlayar-layar di alam internet; dan kadangkala membalas-balas emel dari seseorang di US. Seseorang yang pernah menjadi istimewa dalam hatiku.
Seminggu sekali, aku ke rumah ummi berusrah dengannya. Hampir dua tahun aku begini. Dapatlah sedikit pengisian jiwa. Dulu di US pun aku kerap ke halaqah-halaqah. Pernah juga membuat usrah untuk junior sophomore. Cuma sejak pulang tahun lalu dan mulai bekerja, aku tidak pernah terlintas lagi untuk menambah kesibukan harianku dengan membawa halaqah. Mungkin kerana itu aku rasa malu aku terhadap ummi masih menebal. Entah kenapa ye? Dahulu semangatku berkobar-kobar ingin mendekati orang demi menyampaikan islam. kini tidak lagi. Sibuk, barangkali.
* * *
Malam itu aku tak lena tidur. Kandungan emel Khairun yang kubaca lewat malam tadi agak memeranjatkan. Tak sangka, belum habis rupanya kisah kami. Kusangkakan pasti dia sudah melupakan aku sebaik kami sama-sama menelusuri denai tarbiyah tiga tahun lepas. Mengetahui bahawa berpasang-pasangan sebelum nikah itu haram, maka kami mengambil keputusan utk tidak berhubung seperti selalu. Cuma kadang-kadang aku gagal membendung rindu. Maka emel dan Y!M menjadi pengubat, namun sebagai teman biasa. Tapi nyata, selepas tiga tahun hatinya masih lagi seperti dulu; sama sepertiku!
"Ana akan balik sebulan dari sekarang untuk menyelesaikan perkara antara kita berdua. Ana dah grad. Alhamdulillah ayah ana pun dah setuju dengan hajat ana hendak menyunting enti sebagai isteri. Jadi ana harap enti fikirkanlah tawaran ana ini. Ana ingin memiliki enti sebagai suri hidup. Dah lama ana menanti enti."
Kala menghabisi ayatnya yang akhir itu, kurasakan seperti rama-rama berterbangan di dalam perutku! Impianku ingin memiliki cintanya selama ini hampir berjawab. Tuhan, rahmat apakah?
Emel kubalas malam itu juga menyatakan tanda setuju. Kemudian, punat telefon genggam kutekan dan bonda kumaklumi. Bonda menyuruhku berdiam dan berfikir masak-masak. Namun aku pasti, inilah dia pilihanku. Doaku kini berjawab, aku meminta Allah menyatukan dia denganku dan kini dia bakal hadir menyuntingku.
* * *
HATI SEORANG MUROBBI
"Aslmkm. Ummi, bulan ni Aufa tak dapat attend usrah, sebab sibuk nak prepare. Just nak maklumkan yang Aufa akan bernikah bulan depan dengan ikhwah US. Nanti dah siap kad, Aufa berikan pada ummi. Ws." Demikian SMS Aufa kepadaku. Aku terduduk memegang telefon genggam. Sunyi sebentar bilik itu kurasakan. Anak tarbiahku akan menikah, dan aku dimaklumi hanya sebagai kenalan.
Seluruh petangku hari itu terasa kelabu. Sebegitu gagalnya aku, seorang murobbiah untuk memainkan perananku.Mutarobbiku akan menikah, dan aku tidakpun berusaha sedayanya untuk bertaaruf dengan anak yang seorang ini. Hinggakan perihal yang begitu pentingpun aku tak mengetahuinya.
Telefon genggam kutekan lagi. Nombor Aufa kudail.
"Assalamualaikum ummi, ada apa hal ye?" Dia memulakan bicara. Sedikit dingin.
"Wa alaikumussalam. Saja telefon. Rindu," aku berseloroh. Namun memang benar aku rindukan Aufa. Masih segar bagaimana semangatnya begitu berbara saat baru pulang dari US tahun lepas. Cakap-cakapnya amat bernas. Kefahamannya kelihatan salim.
"Oh, jazakillah ummi. Ada jugak orang rindu kite," Aufa membalas.
"Petang ni dinner di rumah Ummi ye. Setidak-tidaknya di hari-hari akhir sebelum bergelar isteri," aku menyampaikan hajat. Ingin benar kuberbual dengan gadis ceria ini.
*********
(kata KAK SOPI: bersambung....)
Wednesday, August 5, 2009
POKOK RAMBUTAN AYAH.
/>
Pokok rambutan nenek, lebat buahnya..merah pekat, merah muda-muda, kuning, kuning hijau. Kombinasi warna rambutan yang sungguh mempersona. SubhanaALLAH.
Pokok rambutan yang satu itu, letaknya di dusun belakang rumah nenek. Di antara pokok-pokok rambutan di dusun itu, ada satu pokok yang menarik perhatianku..pokok rambutan itu! Satu-satunya pokok rambutan yang ditanam ayah. Ayah selalu berbangga dengan pokok itu. Nah! Tiap kali aku bersama ayah ke dusun, tiap kali itu jugalah ayah mengigatkan aku tentang pokok rambutan yang satu itu- berbakti pada tanah! Itu pesan ayah!
Sejak kecil, hobiku… jika aku ke rumah nenek, aku pasti memanjat pokok rambutan itu. Entah mengapa, ada saja pokok-pokok yang lainnya, pokok manggis, pokok durian, pokok mempelam, pokok nangka…pokok langsat..pokok petai pun ada…aduh, banyak sekali pokok-pokok di dusun itu, tapi mengapa aku sekian saja ke pokok yang satu itu. Ya…TENTU SEKALI kerana…pokok itu menyimpan seribu rahsia – RAHSIA yang aku dan ALLAH saja mengetahuinya ;)
………..
Sedari kecil,aku memanjat pokok itu..berjam-jam aku di sana. Kerana apa? Kerana…aku suka berada di tempat tinggi…dan bila aku di atas pokok itu, teman2 ku ialah burung2 merpati yang sering hinggap di dahannya. Temanku ku juga, ialah semut-semut dan kerengga2 kecil yang terkadang menggigit kaki2 ku. Tetapi, aku tak pernah jemu bertemankan mereka.
Berinteraksi dengan alam? Ya, akulah. Akulah, mungkin satu2 nya manusia yang berbual-bual dengan mereka tentang kisah kehidupan. Kisah manusia. Ada saja ceritaku. Kadang-kadang itu, aku memanjat sambil menggelek diari. Waah, di atas sana, mulalah aku melakar kisah manusiawi. IMPIAN-IMPIAN HIDUPKU YANG AKU CERITAKAN PADA TEMAN AKRABKU, CIK DIARI, CIK MERPATI, KERENGGA DAN SEMUT….
…………
Rindunya pada pokok itu. Dan temanku2 semua di atas sana!
…………
Dan kini, kotak memori ku melakar kisah semalam. Aku berfikir. Berfikir lebih matang. Ya, bukan seperti ketika aku kecil-kecilan dulu.
Aku kini…berfikir..tentang hikmah pokok itu. Pokok rambutan ayah yang begitu ISTIMEWA di hati ini!
………..
Pokok itu, tak henti2 menceriakan aku. Memberikan buah yang manis sekali. Menemani, mendengar kisah kisah hidupku. Walau aku terkadang mematah-matahkan daun2 nya, mematah-matahkan dahannya, tapi dia tetap dia. Tak marahkah dia pada ku?
Oh, tidak!!
Begitu baikkan kan makhluk ALLAH, si pokok rambutan…makhluk ALLAH yang sangat beriman…tak pernah DEGIL walau sesaat kukira!
Dan…
walau manusia melukai ia, mencederakan ia, ia tetap ia..TEGUH. TEGAR. SABAN MUSIM MENGELUARKAN BUAH yang MANIS-MANIS belaka. Lepas habis dikait buah-buahnya, ia tumbuh lagi..berbunga tak putus-putus. Berbuah lebat-lebat. Tak pernah pun si RAMBUTAN merajuk. Kan??
Oh si pohon rambutan, andai kan saja temanmu atiqah…seperti dirimu.
“hey si rambutan, insyaALLAH…tqa sedang belajar menjadi sepertimu! Nanti, bila tqa balik, kau akan lihat…atiqah bukan yang dulu lagi! Atiqah SEKARANG kuat tau!
………….
Senyum sendiri. Ya ALLAH, aku rindu teman-temanku..jaga mereka untuk aku,,,kerana bila aku pulang nanti..aku mahu melihat mereka masih teguh dan ceria seperti dulu.
Pokok rambutan nenek, lebat buahnya..merah pekat, merah muda-muda, kuning, kuning hijau. Kombinasi warna rambutan yang sungguh mempersona. SubhanaALLAH.
Pokok rambutan yang satu itu, letaknya di dusun belakang rumah nenek. Di antara pokok-pokok rambutan di dusun itu, ada satu pokok yang menarik perhatianku..pokok rambutan itu! Satu-satunya pokok rambutan yang ditanam ayah. Ayah selalu berbangga dengan pokok itu. Nah! Tiap kali aku bersama ayah ke dusun, tiap kali itu jugalah ayah mengigatkan aku tentang pokok rambutan yang satu itu- berbakti pada tanah! Itu pesan ayah!
Sejak kecil, hobiku… jika aku ke rumah nenek, aku pasti memanjat pokok rambutan itu. Entah mengapa, ada saja pokok-pokok yang lainnya, pokok manggis, pokok durian, pokok mempelam, pokok nangka…pokok langsat..pokok petai pun ada…aduh, banyak sekali pokok-pokok di dusun itu, tapi mengapa aku sekian saja ke pokok yang satu itu. Ya…TENTU SEKALI kerana…pokok itu menyimpan seribu rahsia – RAHSIA yang aku dan ALLAH saja mengetahuinya ;)
………..
Sedari kecil,aku memanjat pokok itu..berjam-jam aku di sana. Kerana apa? Kerana…aku suka berada di tempat tinggi…dan bila aku di atas pokok itu, teman2 ku ialah burung2 merpati yang sering hinggap di dahannya. Temanku ku juga, ialah semut-semut dan kerengga2 kecil yang terkadang menggigit kaki2 ku. Tetapi, aku tak pernah jemu bertemankan mereka.
Berinteraksi dengan alam? Ya, akulah. Akulah, mungkin satu2 nya manusia yang berbual-bual dengan mereka tentang kisah kehidupan. Kisah manusia. Ada saja ceritaku. Kadang-kadang itu, aku memanjat sambil menggelek diari. Waah, di atas sana, mulalah aku melakar kisah manusiawi. IMPIAN-IMPIAN HIDUPKU YANG AKU CERITAKAN PADA TEMAN AKRABKU, CIK DIARI, CIK MERPATI, KERENGGA DAN SEMUT….
…………
Rindunya pada pokok itu. Dan temanku2 semua di atas sana!
…………
Dan kini, kotak memori ku melakar kisah semalam. Aku berfikir. Berfikir lebih matang. Ya, bukan seperti ketika aku kecil-kecilan dulu.
Aku kini…berfikir..tentang hikmah pokok itu. Pokok rambutan ayah yang begitu ISTIMEWA di hati ini!
………..
Pokok itu, tak henti2 menceriakan aku. Memberikan buah yang manis sekali. Menemani, mendengar kisah kisah hidupku. Walau aku terkadang mematah-matahkan daun2 nya, mematah-matahkan dahannya, tapi dia tetap dia. Tak marahkah dia pada ku?
Oh, tidak!!
Begitu baikkan kan makhluk ALLAH, si pokok rambutan…makhluk ALLAH yang sangat beriman…tak pernah DEGIL walau sesaat kukira!
Dan…
walau manusia melukai ia, mencederakan ia, ia tetap ia..TEGUH. TEGAR. SABAN MUSIM MENGELUARKAN BUAH yang MANIS-MANIS belaka. Lepas habis dikait buah-buahnya, ia tumbuh lagi..berbunga tak putus-putus. Berbuah lebat-lebat. Tak pernah pun si RAMBUTAN merajuk. Kan??
Oh si pohon rambutan, andai kan saja temanmu atiqah…seperti dirimu.
“hey si rambutan, insyaALLAH…tqa sedang belajar menjadi sepertimu! Nanti, bila tqa balik, kau akan lihat…atiqah bukan yang dulu lagi! Atiqah SEKARANG kuat tau!
………….
Senyum sendiri. Ya ALLAH, aku rindu teman-temanku..jaga mereka untuk aku,,,kerana bila aku pulang nanti..aku mahu melihat mereka masih teguh dan ceria seperti dulu.
Sunday, August 2, 2009
AKHLAK MULIA SIRI 2
Ukhti F saID:
Terkadang, hanya sedikit yang kita nampak...tetapi, banyak sangkaan yang kita bina...
***
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakkan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang"
(49:12)
…………………
Assalamualaikum semua. Apa khabar iman? Apa khabar hati? Apa khabar akhlak?
Untuk hari ini, tqa nak share satu akhlak mulia yang amat susah untuk dididik kita. Apa itu? Akhlak itu ialah…MENJAUHI PRASANGKA.
…………………
Prasangka ni, banyak merosakkan hati-hati individu. Menghitamkan hati mereka. Mungkin juga, bakal mengeruhkan hubungan antara HAMBA dan TUHANNYA, serta memasamkan juga hubungan sesama individu. Kerana apa? Kerana manusia-manusia yang dihatinya penuh prasangka itu…mungkin saja sedang dirasuki syaitan. Nauzubillah min zalik.
Sebab itu, ALLAH sangat2 marah kepada orang-orang yang suka bersangka-sangka dengan sangkaan yang buruk. Kan? Dan sebab itu juga, KHUNU ZHON/ bersangka baik RasulALLAH saw sebut sebagai SERENDAH-RENDAH tahapan UKHUWWAH. Kerana apa? Kerana..memang sangat susah kan, nak menyuburkan sangkaan baik.
…………………
Teringat DETIK INDAH di bumi Sydney;
“murni, murni kena doakan tqa kuat ye. Sebab tqa rasa, tqa dah dapat identify apa kekurangan tqa yang perlu tqa baiki masa sekarang. Iaitu masalah HATI. Yang hasilnya, menghasilkan akhlak yang buruk. Murni, doakan pada tqa. Sbb tqa dah berazam untuk membaiki diri…semakin baik dan bertambah baik..dari hari ke hari.. tqa nak jadi orang yang baik…bepekerti mulia seperti RasulALLAH Saw”
“insyaALLAH, murni yakin tqa kuat, tqa hebat kan sayang? Tqa mampu baiki kekurangan2 tqa. Ingat sayang, manusia itu tak sempurna. Selalu salah, kerana kita cucu ADAM .TAPI, RasulALLAH SAW kata, YANG PALING BAIK bg orang2 yang berdosa ialah ORANG-ORANG YANG MEMINTA AMPUN DAN KEMBALI KEPADA KEBENARAN. Baikilah kekuranganmu, moga tqa menjadi orang yang lebih hebat. Hebat untuk islam, kerana tqa sedang membina MANUSIA. InsyaALLAH.”
“ya, MEMBINA manusia lillahi taala”
…………..
Itu azamku. Dan ya, sungguh…sekembali nya aku dari bumi Sydney itu..ALLAh benar2 menguji apa yang aku katakan pada dia, sahabt sejatiku. Sekembali dari sana, aku memegang taklif. SubhanaALLAH.
Saat mendapat tanggungjawab itu, aku menangis seorang diri. Astagfirullah. Betapa ALLAH itu sangat dekat dengan diriku. Dia mendengar kata-kata hatiku, dan membantu aku merubah diri dengan member taklif berat itu buat diriku.
Ya ALLAH, terima kasih untuk hadiah ini.SESUNGGUHNYA, SUNGGUH…KAU MENGETAHUI YANG TERBAIK BUAT DIRIKU. Dan moga AKU menjadi HAMBA-HAMBAMU yang selalu redha dan RENDAH HATI.
…………….
Jadi, akhlak pertama yang tqa rasa…perlu ditepis jauh-jauh dalam diri tqa adalah bersangka2. Sangka2 ini, selalunya hanya ada di hati sendiri. Bukan ditonjolkan mahupun diungkap dengan kata2. Tapi, selalu saja ada lintasan2 jahat dari SYAITAN durjana di dalam HATI. Astagfirullah.
So, bila ada je lintasan begitu..maka kna cepat-cepat istigfar. Kemudian, meletakkan sangkaan baik pada sahabat. Jangan cepat marah, cepat melatah. Cepat kecewa. Itu tak baik. Nanti ALLAH marah. Nanti keruhkan keadaan yang sudah jernih.
Kemudian, after istigfar dan meletakkan sangkaan baik itu…THEN, KENA CEPAT-CEPAT CARI SAHABAT, dan minta maaf pada dia. Kna jadi jujur, sbb takut nanti..di akhirat kelak….anggota2 badan sume jadi saksi yang KITE BERSALAH PADA SAHABAT, ish, takutnye!!! NAUZUBILLAHI MIN ZALIK.
……………
Jika kite salah, maka sahabat akan maafkan. Namun, jika kite xsalah…bukankah itu yang sebaiknya? Kan RasulALLAH sangat suka pada orang-orang yang suka menghulurkan kemaafan sekalipun di pihak benar. Bukankah begitu? Sebab tu, kan rendah hati selalu, seperti ciri IBADURRAHMAN…berjalan di muka bumi dengan “HAUNAN”( rendah hati). Tidak ego, tidak sombong. InsyaALLAH. Berusaha!!
…………….
Dan baru-baru ini, tqa ada terima teguran dari seorang ukhti. Katanya, apa yang tqa tulis itu, seperti tak patut ditulis begitu kerana seolah-olah bercakap pada dirinya. Astagfirullah.. salah faham besarnya. Kenapa orang perlu bersangka begitu pada penulisan tqa? Sedang tqa menulis adalah kepada diri tqa, motivasi DIRI tqa sendiri yang saat itu.
DAN SUNGGUH, TQA MENULIS ITU (post X)…BUKAN ATAS DASAR SUKA-SUKA dan pendapat sendiri TAPI, TQA MENULIS ITU, SELEPAS TQA MELAKUKAN PEMBACAAN DALAM SEBUAH BUKU,
“ Unsur-unsur tetap dan berubah dalam madrasah AL BANNA”.
dalam buku itu, AL BANNA menghurai panjang lebar tentang makna "u", makna "t", makna "d", makna "s" ..AL BANNA juga banyak mengemukan persoalan-persoalan dan masalah-masalah yang bakal terjadi di sebalik "term" tadi.
Kiranya, sahabat yang menegur itu, harus juga membaca penulisan itu, maka barulah dia akan faham isi penulisan tqa. InsyaALLAH. Wallahu’alam.
sungguh duhai sahabat,
Tqa mahu kutip butir2 pemikiran AL BANNA, tqa mahu sematkan di hati tqa dan mahu beramal dengan idea AL BANNA. Sebab itu, tqa menulis di blog, agar tqa dapat selalu membacanya. Jika dulu, tqa ada DIARI, SEJAK KECIL MENULIS DIARI. Tapi, sebelum datang ke NZ, tqa dah berazam untuk xmembawa diari lagi. Hati tqa tertekan sbb tak menulis, jadi tqa istikharah, lalu tqa membuat keputusan untuk menulis blog.
Wallahu’alam.
……………
Apa jua, tqa mohon maaf jika ada yang merasakan tqa menulis untuk menghukum sesiapa. Tqa minta maaf tersangat-sangat, andai ada hati yang panas, mahupun terluka..
ASTAGFIRULLAH.. jangan begitu, sayangku..sahabatku. kalian akan faham hati ini, jika kalian berada di situasi tqa, tatkala kalian membaca pena AL BANNA. Kalian akan faham. Mengapa tqa menulis, kalian akan faham. Wallahu’alam.
betapa besar impian AL BANNA..
sebesar itu jugalah impian tqa..
………………
Seorang ukhti (ukhti A) berbisik pada tqa:
“adik, kalau kite nak tau bagaimana tahap akhlak kite, ialah dengan mengukur wajah dan riak kita SAMA tatkala kita di puji mahupun di kritik. Bila dipuji kan, kite gembira, tapi mengapa tatkala amal kita dikritik, kita mahu bersedih?. Itu masih lagi bukan akhlak mulia. Seharusnya, dikritik mahupun di puji, kite selalu GEMBIRA.”
‘Ye, betul tu kak. Susah kan nak didik jiwa menerima teguran, jika kita fikir kita di pihak benar. Kan kan? Tak mengapalah…ALLAH melihat hati tqa. ALLAH lebih tahu tqa, kan kak?”
“ye dik, ingat dik. Tiada siapa betul, tiada siapa yang salah. Itu semua urusan ALLAH, yang penting, adik jaga hati adik. Biar bersih sentiasa,sbb adik kan nak jadi orang yang berakhlak mulia.kan?
“ye…jazakillah khairan katseera”
“waiyyaki”
Tqa memeluk kakak itu erat.tak mahu melepaskan dia…walau seketika. Kata-katanya itu menusuk jantung, memanah urat2…pedas, sakit. Namun, itu hakikat kebenarannya.
………..
Jadi, BERBAIK SANGKALAH dengan semua. Berfikir positif kepada semua. Hidup ini singkat jika hanya dibazirkan dengan masalah2 HATI. Rugi, masa terus berlalu…dan kita? Masih di takuk lama. Janganlah begitu, duhai ATIQAH sayang.
………..
Hidup dengan ceria.
Mohon lah kemaafan, walau di mana pun situasimu.
Berbaik sangkalah pada semua…
Berlapang dada….
Melangkah dengan tenang,
Genggam erat amanahmu…
Pegang kukuh azam, prinsip dirimu..usah goyah..
Kerana ALLAH bersamaMu.
Kerana ALLAH dekat dengan dirimu.
…………
Ya ALLAH, ampuni silap tqa. Salah kata tqa..salah tulisan tqa. Tqa hanya hamba kerdil yang baru bertatih di arena ini. Bantu tqa untuk membaiki diri. Bantu tqa untuk fokus.
Fokus: Membina manusia kerana mahu Membina ISLAM. Rumah Islam sudah terbakar, siapa yang mahu mebinanya, jika tiada RIJAL2? Tiada masa berlengah! Fokus. Fokus.
………
Duhai teman, maafkan diriku buat kesekian kalinya…
sungguh diri ini..sangat sayang pada mu. Andai kau mengetahui nya…Andai kau FAHAM. Andai kau FAHAM maksudku…
walau apa jua, aku terus mendoakan dirimu kuat, dan kita…sama2 melangkah ke syurga ALLAH. InsyaALLAH.
Terima kasih atas segala nasihat dan teguran yang kau hulurkan buat diriku. Kerana teguran itu, sungguh aku makin dekat padamu..makin mengenali dirimu..makin sayang padamu. Tiada rasa benci,. InsyaALLAH.
Kita ini, hidup kita ini, singkat kan? KITA buang yang keruh ,kita ambil yang jernih.
Ayoh.
Sayang kamu kerana ALLAH.
Saturday, August 1, 2009
AKHLAK MULIA SIRI 1
<< Akhlak mulia ialah MANIFESTASI DARI IMAN DALAM DIRI >>
Akhlak yang baik itu lahir daripada kefahaman iman yang sebenar, LALU menghasilkan insan yang bertakwa.
MAKA...tidak ada nilai iman jika tidak disertai oleh akhlak .
Ini seperti dibayangkan oleh Rasullulah SAW dalam sabdanya: sewaktu beliau ditanya
“Apakah deen itu?”Beliau menjawab dengan sabdanya: “ (Deen itu) adalah akhlak yang baik.”
(Hadis riwayat Muhammad Ibn Nasr al-Maruzi secara mursal)
Akhlak merupakan amal paling berat yang diletakkan dalam neraca hamba pada hari kiamat . Sesiapa yang rosak akhlaknya dan buruk amalnya tidak akan dipercepatkan hisab.
Rasullulah SAW bersabda:
“Tidak ada satu perkara paling berat yang diletakan dalam neraca hamba di hari kiamat kelak lebih dari akhlak yang mulia.”
Hadis riwayat Abu Daud dan Thirmidhi daripada Ad-Darda dan Thirmidhi berkata: Hadith ini: Hasan sahih..
..............
Muhasabah diri:
al-i'tiraf.
wahai TUHAN...
ku tak layak ke syurgaMU...
namun tak pula
aku sanggup ke nerakaMU...
ampunkan dosaku terimalah taubatku
sesungguhnya ENGKAUlah pengampun dosa-dosa besar...
ILAHI LASTU LIL FIRDAUSI AHLAA
WA LAA AQWA 'ALAANAARIL JAHIIMI
FAHABLI TAUBATAWWAGHFIR ZUNUUBI
FA INNAKA GHOFIRUDZ ZAMBIL 'AZHIIMI
dosa-dosaku...
bagaikan pepasir di pantai...
dengan rahmatMU ampunkan daku
oh TUHANku...
wahai TUHAN selamatkan kami ini...
dari segala
kejahatan dan kecelakaan...
kami takut...
kami harap...
kepadaMU...
suburkanlah cinta kami kepadaMU...
kamilah hamba yang mengharap belas dariMU.
KEMPEN AKHLAK MULIA 2009
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM..
Akhawat yang dirahmati Allah,
Sempena bulan Berakhlak Mulia, marilah kita menghidupkan seluruh bulan ogos dengan pelbagai program menarik kita seperti =)
1) Warkah Amal Buatmu
-Muhasabah Time!
– Hadis Hafazan
– Tasmi’ Hadis
– Endorsement!
2)Sepotong Episod Itu
- Acuan Abu Qasim
- Tangan Halus Penggoncang Dunia
3)Siri Wajib Ikut
4)Kilauan Mutiara Terpilih
Dalam sebuah riwayat: Rasullullah s.a.w ditanya:
“Apakah perkara baik yang dianugerahkan kepada manusia?”. Jawab Baginda: “Akhlak mulia”.
[Riwayat Tarmizi]
Maka, jangan ketinggalan untuk mengambil kesempatan ini bagi membina syaksiah islamiah kamilah; peribadi mukmin yang sedar dan benar!
Subscribe to:
Posts (Atom)