Wednesday, October 28, 2009

Aku rindu....

 


 
Selayaknya, bagi jiwa-jiwa yang mengazzamkan dirinya di jalan ini, menjadikan dakwah sebagai laku utama. Dia lah visi, dia lah misi, dia lah obsesi, dia lah yang menggelayuti di setiap desah nafas. Dia lah yang akan mengantarkan jiwa-jiwa ini kepada ridho dan maghfiroh Tuhannya kelak (Izzis).

Sungguh...

Aku rindu suatu masa ketika halaqoh adalah kebutuhan, bukan sekedar sambilan apalagi hiburan.

Aku rindu suatu masa ketika membina adalah kewajiban, bukan pilihan apalagi beban dan paksaan.

Aku rindu suatu masa ketika dauroh menjadi kebiasaan, bukan sekedar pelengkap pengisi program yang dipaksakan.

Aku rindu suatu masa ketika tsiqoh menjadi kekuatan, bukan keraguan apalagi kecurigaan.

Aku rindu suatu masa ketika tarbiyah adalah pengorbanan, bukan tuntutan dan hujatan.

Aku rindu suatu masa ketika nasihat menjadi kesenangan, bukan su'udzon atau menjatuhkan.

Aku rindu suatu masa ketika setiap kader selalu memberi untuk Islam, tanpa mengharapkan menerima untuk setiap kerja dakwahnya.

Aku rindu suatu masa ketika seorang kader akhwat tidak hanya menghiasi dirinya dengan jilbab lebar warna warni, tetapi juga ikut menghiasi akhlaknya.

Aku rindu suatu masa ketika seorang kader ikhwan ikut liqo atau halaqah hanyalah berlandaskan keikhlasan semata, tanpa ada embel-embel niat untuk mendapatkan akhwat berjilbab.

Aku rindu suatu masa ketika setiap kader tidak hanya menghiasi dirinya dengan simbol-simbol Islam, tetapi senantiasa mengaplikasikan substansi mendasar Islam.

Aku rindu suatu masa ketika setiap kader tidak hanya sekedar mencatat atau menghafal materi tarbiyah, tetapi juga fokus pada tataran pemahaman dan amal.

Aku rindu suatu masa ketika kita semua memberikan segalanya untuk dakwah ini.

Aku rindu suatu masa ketika nasyid ghuroba menjadi lagu kebangsaan.

Aku rindu suatu masa ketika hadir di liqo adalah kerinduan, dan terlambat adalah kelalaian.

Aku rindu suatu masa ketika malam gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh dengan ongkos ngepas dan peta tak jelas.

Aku rindu suatu masa ketika seorang ikhwah benar-benar jalan kaki 2 jam di malam buta sepulang tabligh dakwah di desa sebelah.

Aku rindu suatu masa ketika akan pergi liqo selalu membawa uang infak, alat tulis, buku catatan dan Qur'an terjemahan ditambah sedikit hafalan.

Aku rindu suatu masa ketika seorang binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo.

Aku rindu suatu masa ketika tengah malam pintu depan diketok untuk mendapat berita kumpul subuh harinya.

Aku rindu suatu masa ketika seorang ikhwah berangkat liqo dengan ongkos jatah belanja esok hari untuk keluarganya.

Aku rindu suatu masa ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya.

Aku rindu zaman itu...
Aku sangat rindu...
Suatu zaman yang pernah kami alami bersama, dahulu.

Ya ALLAH,
Jangan Kau buang kenikmatan berdakwah dari hati-hati kami.
Jangan Kau jadikan hidup ini hanya berjalan di tempat yang sama.

Ya Rabbi... istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan sampai kami tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, yang jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari kesalahan itu selamanya. Ampunilah kami ya Allah... Tolonglah kami membersihkannya hingga cermin hati kami dapat bercahaya kembali. Kabulkanlah ya Allah. 


*******************
jazakallah khair atas peringatan al -akh..





No comments: